Selasa, 08 Juli 2014

SITI MUSLIMAH 31 JULI

SHALAT ISTIKHARAH

Shalat Sunnat Istikharah

Shalat ini dilakukan untuk mendapatkan petunjuk, terutama bila seseorang dalam keraguan memutuskan mana yang terbaik diantara dua perkara yang diragukan. Jika timbul keraguan dalam hati untuk memilih atau mengambil keputusan dalam sesuatu perkara, contohnya: apakah aku harus menolak atau menerima? Keraguan makin terasa, keputusan tidak dapat dipastikan setelah melihat masing-masing ada kelebihan dan keburukannya.

Oleh yang demikian, hendaklah menyerahkan pada Yang Maha Kuasa untuk memilihnya. Sebelum seseorang mengambil keputusan ia dianjurkan shalat istikharah dua rakaat.

Dengan mengharapkan agar ditunjukkan Allah untuk mendapatkan pilihan yang terbaik. Jika keraguan masih mempengaruhi fikiran untuk menentukan pilihan, ulangilah shalat istikharah dan membaca doanya, walaupun pengulangan sampai 7 kali berturut-turut. Selepas itu, bertawakkal kepada Allah, pilihlah salah satu daripada-nya, ambillah yang mana arah ‘hati’ lebih cenderung setelah berdoa. Jangan menimbulkan lagi keraguan, yakinlah bahwa itu adalah pilihan terbaik dari yang Maha Kuasa.

Jangan merasa kecewa andai ternyata dalam keputusan yang dipilih menimbulkan keinginan yang tidak disukai. Ingatlah bahawa ini adalah yang telah digariskan pada azali yang tidak dapat dielakkan, besar kemungkinan mengandungi hikmah, membawa kebaikan dimasa akan datang, hendaklah tetap mempunyai husnuz-zan kepada Allah.

Shalat  Istikharah adalah Shalat Sunnat dua raka’at dengan tujuan disamping beribadah kepada Allah SWT, juga untuk meminta petunjuk atau memohon pilihan sesuatu yang baik dan cocok kepada Allah SWT terhadap salah satu diantara dua atau lebih dari yang lebih baik dan lebih cocok sehingga hatinya mantap dan tidak bimbang serta tidak menyesal di kemudian hari.

 Tata Cara mengerjakan Sholat Sunnat Istikharah

Cara mengerjakan Sholat Sunnat Istikharoh itu sama seperti mengerjakan Shalat Sunnat   yang lain, baik gerakkannya maupun bacaannya yang dimulai dari takbirotul Ikhrom dan diakhiri dengan Salam, hanya saja niatnya yang berbeda yaitu niat Shalat Istikharah. Dan waktunya boleh siang, boleh malam hari, tetapi yang lebih baik dilaksanakan pada malam hari menjelang tidur. Sangat baik dilakukan sesudah lewat tengah malam disaat sunyi, supaya hati lebih khusyuk dalam mengemukakan permohonan kepada Allah. Shalat ini sangat peribadi sifatnya. Sebab itu harus dikerjakan sendirian. Shalat ini tidak memakai azan atau iqamah. Kemudian setelah selesai mengerjakan Shalat lalu berdo’a  dan menyebut nama-nama ALLAH (ASMAUL HUSNA) atau yang lain yang menjadi pilihannya sampai tidur.

Lafadh Niat Shalat Sunnat Istikharah

اُصَلِّي سُنَّةَ الْاِسْتِخَارَةِ رَكْعَتَيْنِ للهِ تَعَاليٰ

“Aku niat mengerjakan Shalat Sunnat  Istikharah dua raka’at karena Allah Swt.

Shalat Istikharah dilaksnakan sebagaimana solat dua rakaat yang biasa. Tidak ada ketetapan tertentu daripada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang surah apa yang perlu dibacakan ketika shalat Istikharah, Oleh itu dibenarkan membaca apa saja surah dari al-Qur’an yang mudah bagi seseorang itu setelah selesai membaca surah al-Fatihah. Seharusnya dia menyerahkan perkara tersebut bulat-bulat kepada ilmu ALLAH SWT. Harus kita sadari bahawa adakalanya apa yang dipilih oleh Allah SWT untuk kita itu tidak benar dengan keinginan hawa nafsu atau pada tanggapan kita. Namun demikian sewajarnya bagi kita untuk pasrah menerima keputusan Allah SWT. Firman-Nya:

وَعَسَىٰ أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَىٰ أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُون

Maksudnya:
…dan boleh jadi kamu benci kepada sesuatu padahal ia baik bagi kamu, dan boleh jadi kamu suka kepada sesuatu padahal ia buruk bagi kamu. Dan (ingatlah), Allah jualah Yang mengetahui (semuanya itu), sedang kamu tidak mengetahuinya. – al-Baqarah (2) : 216

  Shalat Istikharah ini boleh juga dikerjakan dengan Shalat-shalat sunat seperti shalat Rawatib, Tahiyyatul Masjid dan lain-lain. Sebagai contohnya setelah mengerjakan shalat Tahiyyatul Masjid langsung kita membaca doa Istikharah tersebut. Hal ini adalah dibenarkan. Menurut al-‘Iraqi rahimahullah:

RINGKASAN TATACARA MENGERJAKAN SHALAT ISTIKHARAH

# Rakaat Pertama
1)      Berniat di dalam hati untuk mengerjakan shalat sunat Istikharah
2)      Takbiratul Ihram
3)      Doa Iftitah
4)      Membaca surah al-Fatihah
5)      Membaca Surah al-Qur’an
6)      Ruku
7)      I’tidal
8)      Sujud
9)      Duduk antara dua sujud
10)    Sujud kali kedua
11)    Bangun untuk rakaat kedua

# Rakaat Kedua
1)      Ulang seperti rakaat pada pertama dari nombor (4) hingga (10)
2)      Duduk untuk tahiyyat akhir
3)      Memberi salam ke kanan dan ke kiri
4)      Membaca doa Istikharah


DALIL DISYARI’ATKAN SHALAT ISTIKHARAH

Shalat Istikharah ini telah diperjelaskan melalui hadis daripada Jabir bin ‘Abdillah radhiallahu’ anh, dia berkata: Rasulullah saw pernah mengajarkan Istikharah kepada kami dalam segala urusan, sebagaimana baginda mengajar kami surah dari al-Qur’an.. Baginda bersabda:

إِذَا هَمَّ أَحَدُكُمْ بِالأَمْرِ فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ مِنْ غَيْرِ الْفَرِيضَةِ ثُمَّ لِيَقُلْ:

Maksudnya:
Jika salah seorang di antara kalian berkeinginan keras melakukan sesuatu, hendaklah dia mengerjakan shalat dua rakaat yang bukan shalat fardu kemudian membaca doa:
                    
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ   فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوبِ
اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ خَيْرٌ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي
أَوْ قَالَ: عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ فَاقْدُرْهُ لِي وَيَسِّرْهُ لِي ثُمَّ بَارِكْ لِي فِيهِ
وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ شَرٌّ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي أَوْقَالَ: فِي عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ فَاصْرِفْهُ عَنِّي وَاصْرِفْنِي عَنْهُ وَاقْدُرْ لِي الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِي.
Maksudnya:
Ya Allah, sesungguhnya aku memohon petunjuk kepada-Mu dengan ilmu-Mu, memohon ketetapan dengan kekuasaan-Mu, dan aku memohon kurniaan-Mu yang sangat agung kerana sesungguhnya Engkau berkuasa sedang aku tidak berkuasa sama sekali, Engkau mengetahui sedangkan aku tidak, dan Engkau yang mengetahui hal yang ghaib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini (lalu menyebutkan secara langsung urusan yang dimaksudkan) lebih baik bagi diriku dalam agama, kehidupan dan akhir urusanku - atau mengucapkan: baik dalam waktu yang dekat maupun yang akan datang - maka tetapkanlah ia bagiku dan mudahkanlah ia untukku. Kemudian, berikan berkah kepadaku dalam menjalankannya. Jika Engkau mengetahui bahawa urusan ini buruk bagiku dalam agama, kehidupan dan akhir urusanku - atau mengucapkan: baik dalam waktu yang dekat maupun yang akan datang - maka jauhkanlah urusan itu dariku dan jauhkanlah aku dari nya, serta tetapkanlah yang baik itu bagiku di mana pun kebaikan itu berada. Kemudian, jadikanlah aku orang yang ridha dengan ketetapan tersebut.

قَالَ: وَيُسَمِّي حَاجَتَهُ.
Maksudnya:
Baginda bersabda: Hendaklah dia menyebutkan apa yang dihajatkannya. – Hadis riwayat Imam al-Bukhari dalam Shahihnya, Kitab al-Jumu’ah, no: 1162.

Apabila bila belum diberi petunjuk oleh Allah Swt, maka shalat istikharah lagi sampai mendapat petunjuk dari Allah Swt